Gran Torino
Mendapat satu cinta dari satu orang itu tidak cukup, manusia memerlukan banyak cinta, cinta dari orang-orang disekitarnya. Walt Kowalski (Clint Eastwood) seorang veteran perang dan mantan tekhnisi pabrik mobil Ford itu baru saja kehilangan istrinya, orang yang paling dicintai dan mencintainya. Sayang sekali, istri yang baik itu sudah tiada lagi. Walt memandang nanar kehidupannya sendiri dan menjadi frustrasi. Dalam film ini, Walt digambarkan sebagai orang yang keras, nasionalis, kolot, sinis dan kesepian. Ia tak dapat mencintai kedua anak lelakinya beserta istri dan anak-anaknya, mereka manganggap Walt adalah orang aneh, Walt sendiri tidak tahu mengapa iapun tak dapat merasa dekat dengan mereka. Walt bahkan muak dengan sikap para cucunya yang sama sekali tidak menghargai sopan-santun.
Mendiang istrinya agaknya tahu bahwa sepeninggalnya Walt akan melewati masa-tuanya dengan rasa sepi dan menderita. Ia memberikan pesan kepada seorang Pastor muda (Christopher Carley) untuk dapat menjagainya dan membawanya lebih dekat pada Tuhan, pastor itu melakukan tugasnya dengan baik, tapi Walt menolaknya bahkan ia berubah menjadi membenci semua orang.
Walt mempunyai tetangga, keluarga kalangan etnis Hmong (sebutan untuk keturunan Asia, Vietnam khususnya), kehadiran mereka sangat mengusiknya apalagi ia mempunyai pengalaman buruk dalam perang Korea. Tetapi, manusia memang tak dapat hidup sendiri, mau tak mau, sengaja atau tidak sengaja ia akan berhubungan dengan orang lain. Interaksi antar tetangga ini bermula dengan hal-hal yang buruk, mulai dari rasa benci terhadap orang Asia (ras yang berbeda), bahasa yang berbeda, kultur yang berbeda. Tetapi dari situ sebuah persahabatan lahir.
Mobil klasik yang legendaris Gran Torino 1972 adalah harta terbesar Walt. Mobil klasik ini mengawali kisah persahabatan dengan suatu kejadian yang paradoks, dimana awalnya Thao (Bee Vang) anak tetangga sebelah itu berusaha mencuri mobil kesayangan Walt ini. Thao terpaksa mencuri karena diancam oleh segerombolan geng Hmong untuk melakukan hal itu. Agaknya sikap kakak perempuan Tao dapat menjadi penengah antara Walt dan Thao. Gadis manis Sue (Ahney Her) selalu bersikap sopan dan sangat bersahabat, Walt menjadi luluh dan dapat berteman dengan keluarga Hmong ini.
Dari persahabatan itu, sikap baik dari Walt dapat tergali kembali, ia bahkan mencintai kedua remaja Sue dan Thao. Walt mencintai dan dicintai mereka bagaikan hubungan bapak dan anak. Walt bahkan merasa bertanggung jawab akan masa depan mereka. Walt ingin membentuk mereka sebagai generasi muda yang baik, sopan, penuh hormat, dan dapat berdikari untuk masa depannya. Sesuatu yang tak dapat ia lakukan kepada cucu-cucunya sendiri, ia melakukan tugas kebapakannya ini kepada seorang "total stranger". Dari hubungan yang melahirkan kasih ini Walt kembali mau datang ke gereja, ia melakukan "pengakuan dosa" sesuatu yang tak pernah dilakukannya, ia telah mempersiapkan kematiannya dengan baik.
Clint Eastwood dikenal dalam perannya di film Dirty Harry, ada sedikit gaya itu dalam film ini, hanya saja kali ini dilakukan oleh seorang veteran perang yang sudah tua versus geng remaja lokal kalangan Hmong. Permasalahan Thao dan geng Hmong rupanya berlarut-larut, sampai pada suatu ketika rumah Thao diberondong peluru dan Sue dianiaya dan diperkosa oleh oknum geng itu. Terhadap perkelahian/ masalah dalam suatu geng dari ras tertetu, seringkali polisi Amerika tidak mau mengambil tindakan, karena memang ada kerumitan pada setiap masalah yang terjadi pada golongan ras tertentu, polisi mungkin menganggap itu urusan kalangan Hmong sendiri .
Walt tahu dirinya adalah ras yang berbeda, dan olehnya polisi nantinya akan bertindak. Walt ingin melakukan hal yang terbaik yang dapat dilakukannya di sisa-sisa hidupnya. Ia ingin menciptakan suatu suasana lingkungan yang baik, pemukiman yang aman, dimana keluarga biasa tidak perlu dihantui oleh ulah kelompok geng/ berandalan, itu adalah warisannya yang terbesar. Walt yang kini tahu dirinya dicintai, ia bahkan rela menyerahkan nyawa untuk keluarga yang mencintainya. Sebab kini ia yakin pada saat kematiannya ia akan dikelilingi orang-orang yang mengasihinya.
Clint Eastwood kali ini membuat kisah hidup manusia yang mengambil fokus pada cerita sehari-hari, mengambil aktor dan aktris tidak terkenal dengan wajah-wajah kebanyakan orang, bukan muka-muka selebritis. Dan inilah yang membuat film ini menjadi semakin hidup, kita dapat melihat suatu portret problema di suatu kota yang multi-kultural. Ada seorang sahabat yang memberi tahu saya bahwa film Gran Turino ini lebih bangus daripada Million Dollar Baby atau Mystic River, setelah menonton dan menyimak film ini tentu saja saya setuju. Film Gran Torino memang tidak mendapat penghargaan apapun di Golden Globe ataupun Oscar 2009. Tapi karya Clint Eastwood ini menjadi film terlaris di Amerika Serikat dan Kanada. Film ini cukup unik dan temanya lumayan orisinil, ada "superhero" berusia 78 tahun, seorang yang sinis dan rasis yang akhirnya mendobrak sikap rasisnya sendiri dan merubah sikapnya menjadi seorang sahabat yang rela mati untuk orang yang dicintainya. Ada theme-song Gran Torino yang diciptakan Clint Eastwood bersama musisi jazz muda Jamie Cullum, dan Jamie membawakan lagu itu dengan sangat baik dan menambah kredit untuk film ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar